Memang masih jauh dan mungkin juga terlalu dini untuk menyebut sekarang ini, tapi karena gelagak politik Indonesia yang seperti cuaca yang tak menentu, bisa saja menjadi alternative yang perlu dipikirkan bersama-sama. Apa itu? Ya apa lagi kalau bukan mempersiapkan kader muda Indonesia yang akan dimunculkan pada Pilpres 2019 mendatang. Diantara 4 tokoh tersebut , yang satunya sudah mejadi Presiden ke 7, akankah diantara mereka menjadi presiden ke 8?
Empat tokoh muda yang berprestasi dan punya potensi besar ini, disayangkan mereka yang tampil ini bukan salah satu dari 10 partai yang punya Fraksi di DPR, tapi sekali lagi sayang kalau dilewatkan bahkan “dibuang” begitu saja. Tokoh muda yang pernah saya tampilkan beberapa waktu yang lalu ternyata “kesandung” KPK, seperti Anas Urbaningrum dan Andy Malarangeng, tapi masih ada dua tokoh muda lagi yang menjadi ketua partai, yaitu Muhaimin Iskandar dari PKB( Pertai Kebangkitan Bangsa) dan Anis Matta dari PKS( Partai Keadilan Sejahtera).
Keduanya kebetulan juga tidak menjadi menterinya Jokowi, dengan demikian bebas untuk bergerak dan menyusun kekuatan. Kalau Muhaimin Iskandar walaupun termasuk partai pendukung Jokowi, tapi dengan tegas menolak dijadikan menterinya Jokowi, mungkin mau konsentrasi membenahi PKB dan siap mengambil ancang-ancang menuju 2019, paling tidak suara PKB lebih besar diraih ketimbang 2014 yang lalu.
Yang repot memang Anis Matta, Presidennya PKS. Politikus muda yang membuat para politikus lain mungkin iri, masih muda, berprestasi dan kini menjadi ketua sebuah partai yang disegani. Walaupun PKS dihantam badai” kasus sapi”, PKS ternyata tidak ditinggalkan para kadernya, tetap solid di tengah caci maki dan hinaan, inilah hebatnya partai kader PKS, partai yang tak hanya slogan, tapi telah mengakar di kampus-kampus. PKS walau banyak dimusuhi, tapi tetap berdiri tegak menyongsong masa depannya.
Lalu siapa tokoh muda yang tak punya partai dan bukan ketua partai, yang menjadi sorotan utama tentu Ridwan Kamil, si “ Presiden “ versi turis Jerman. Dan Ahok, terlepas dari kebiasaannya yang kurang beretika dalam bertutur kata, tapi Ahok punya kekuatan dalam hal keberanian dan kejujuran serta tak kenal takut. Satu lagi dari generasi Kartini yaitu Bu Risma, sang Wali Kota Surabaya yang punya seabreg prestasi.
Jadi tiga tokoh muda inilah yang menjadi harapan bangsa ke depan, tapi sekali lagi, sayang ketiganya bukan ketua partai, jadi pencapresannya di 2019 mesti dari dukungan atau gabungan partai, itupun kalau para ketua partai masing-masing tak memajukan dirinya menjadi capres 2019 mendatang. Namun kalau dilihat gelagatnya, para ketua partai atau pembina partai akan maju lagi, mencapreskan diri pada Pilpres 2019, kecuali mungkin SBY dan Megawati, karena keduanya memang tak mungkin lagi diajukan oleh partainya masing-masing dan tentu dengan alasan masing-masing.
Jadi secara nasional kita punya stok capres muda yang sedang menonjol, mulai dari Jokowi yang akan maju lagi atau tidak di 2019. Mereka itu kalau diurutkan adalah Ridwan Kamil, Ahok, Risma, Anis Matta dan Muhaimin Iskandar, Kalau mau ditamba, tentu saja Ganjar pranowo dan Aher. Lalu siapa yang akan muncul, kita lihat saja nanti. Semoga kader-kader bangsa yang punya potensi besar ini tidak terjegal atau dijegal, kalau terseleksi secara alamiah itu wajar, karena bagaimanapun yang muncul hanya tinggal dua orang nantinya, sebagai capres dan wacapres.
Secara transfarant sudah terlihat apa yang mereka lakukan untuk bangsa ini, dan untuk menjaga kesinambungan tentang potensi mereka yang terus terjaga dan terbaca masyarakat, peranan media sangat penting, termasuk media sosial, yang kian hari kian menampakkan kekuatannya. Ayo terus maju dan berbuat sesuatu untuk bangsa ini, sekecil apapun potensi yang dimiliki.
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2015/04/22/4-tokoh-muda-kandidat-capres-2019-713801.html